Jawabanyang Sebaiknya Dihindari. Selanjutnya, kita bahas jawaban yang sebaiknya dihindari saat menjawab pertanyaan seputar kontribusi untuk perusahaan. 1. Jawab dengan jelas. Banyak pencari kerja yang merespons pertanyaan ini dengan deskripsi "saya mahir berkomunikasi" atau "saya adalah seorang pekerja keras". OrganisasiPerdagangan Dunia (bahasa Inggris: World Trade Organization, disingkat WTO) adalah sebuah organisasi internasional yang menaungi upaya untuk meliberalisasi perdagangan. Organisasi ini menyediakan aturan-aturan dasar dalam perdagangan internasional, menjadi wadah perundingan konsesi dan komitmen dagang bagi para anggotanya, serta membantu anggota-anggotanya menyelesaikan sengketa Saatditanya "Apa kontribusi yang bisa kamu berikan?" Jawab dengan metode CAR (Context, Action, Result). Seperti apa dan bagaimana sih yang dimaksud metode CAR? 1. Context Beri gambaran dari kegiatan yang kamu miliki atau sifat kamu yang relevan dengan posisi yang dilamar. Misal posisi yang kamu lamar ialah sebagai Illustrator dan Designer Graphic: ï»żMenjawabPertanyaan Tentang Kontribusi untuk Perusahaan 1. Berkomitmen memajukan perusahaan 2. Bekerja keras meraih kesuksesan 3. Menyumbang inovasi bagi perusahaan 4. Loyal dan berdedikasi bagi perusahaan 5. Selalu jujur dan berintegritas 6. Punya motivasi dan semangat yang tinggi 7. Meningkatkan produktivitas perusahaan 8. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui kontribusi yang signifikan supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan.Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan yang berjumlah 262 orang dan 181 orang diambil sebagai sampel penelitian dengan teknik proforsional random sampling. X27g. “Kontribusi apa yang bisa saya berikan, yang akan memengaruhi secara signifikan kinerja dan hasil organisasi yang saya layani?” Kebanyakan eksekutif lebih berfokus kepada usaha yang dilakukan daripada hasil-hasilnya. Orang-orang yang berfokus pada proses kerja dan menekankan otoritas ke bawahnya adalah seorang “bawahan” yang tidak peduli betapapun tinggi gelar dan jabatannya. Namun, orang yang berfokus kepada kontribusi dan mengambil tanggung jawab atas segala hasil, akan dianggap sebagai “manajemen puncak” walaupun dia adalah seorang junior. Setiap organisasi memerlukan adanya pemenuhan atau kinerja dalam tiga bidang utama, yaitu Organisasi membutuhkan hasil-hasil langsung yang dapat dilihat dengan jelas. Berkomitmen untuk membangun dan meneguhkan ulang nilai-nilai mereka secara rutin. Membangun dan mengembangkan manusia untuk masa depan. Pekerja pengetahuan knowledge worker menghasilkan gagasan, informasi, dan konsep. Mereka biasanya adalah seorang spesialis. Seorang spesialis harus memikirkan secara matang siapa yang akan menggunakan output-nya serta apa yang perlu diketahui dan dipahami pengguna pelanggan agar dirinya bisa menjadi seorang yang efektif. Jika seseorang ingin menjadi eksekutif, dia harus peduli dengan keterpakaian “produk”-nya. Selain memikirkan dengan matang tentang pengguna output-nya, hubungan manusia yang tepat juga perlu dibina. Hubungan baik dengan manusia terbina apabila mereka berfokus pada kontribusi dalam pekerjaan mereka sendiri dan dalam hubungan mereka dengan orang lain. Ketika hubungan baik terjalin, pekerjaan akan dapat lebih dinikmati dan juga para pekerja akan lebih mudah untuk beradaptasi dengan perubahan yang diimplementasikan. Hubungan yang baik juga bisa membuka kesempatan baru untuk Anda. Hubungan manusia yang tepat menjadi salah satu fokus kontribusi, dan dengan sendirinya memasok persyaratan dasar hubungan manusia yang efektif, antara lain Komunikasi Kerja tim Pengembangan diri Pengembangan orang lain Selain itu, pertemuan yang efektif juga merupakan bentuk kontribusi dalam sebuah perusahaan. Rapat, laporan, dan presentasi adalah situasi tipikal kerja seorang eksekutif. Hal yang utama dalam mengadakan pertemuan yang efektif adalah memfokuskan rapat itu sejak awal berkontribusi agar tidak melenceng dari agenda. Tentunya sebuah agenda harus telah tersusun sebelum rapat dimulai agar semua peserta rapat memiliki arahan tentang apa saja yang harus mereka bahas saat rapat. Waktu juga elemen penting dalam sebuah perusahaan sehingga rapat juga harus dimulai dan diakhiri tepat waktu. Tidak ada perbedaan dalam waktu setiap orang, semuanya sama-sama berharga baik bagi atasan maupun bawahan. Jika rapat diakhiri dengan waktu yang telah ditentukan, ini akan lebih menjamin untuk orang-orang mencapai kesepakatan yang ada di dalam agenda dan mereka akan kembali bekerja tepat waktu. Sebuah rapat juga perlu diakhiri dengan action plan. Setelah kesepakatan dicapai, maka harus ada seseorang yang terpilih untuk mengendalikan pelaksanaan hasil keputusan dari rapat tersebut. Referensi BillT, Louis, J., Midgie, Mind Tools Content Team, Mind Tools Content Team, & Mind Tools Content Team. Building Great Work Relationships Making Work Enjoyable and Productive. Retrieved from How to Run a More Effective Meeting. Retrieved from Drucker, P. 2006. The Effective Executive. Saint Louis Routledge. Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi revolusi industri turut ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Dalam hal ini, kehadiran organisasi profesi dan kependidikan sangat penting untuk dapat meningkatkan profesionalisme guru di era Di era sekarang, organisasi profesi dan kependidikan harus berjuang lagi untuk dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru agar dapat beradaptasi di era revolusi industri Masalah tenaga pendidikan di Indonesia selama ini adalah rendahnya kualitas dan profesionalisme guru, rendahnya kemandirian guru dalam melaksanakan profesinya yang berakibat rendahnya mutu pendidikan. Untuk meningkatkan profesionalisme guru perlu diupayakan peningkatan kualifikasi, kompetensi, wawasan keilmuan, serta kesejahteraan guru. Kontribusi organisasi profesi dan kependidikan diharapkan lebih proaktif dalam memperj uangkan perbaikan kesejahteraan, citra, serto meningkatkan profesionalisme guru. Salah satu kontribusi organisasi profesi kependidikan di era revolusi industri adalah memberikan pemikiran transformatif dalam kebijakan pemerintah. Juga, melahirkan berbagai gagasan dan tindakan inovatif sesuai dengan tantangan abad ke-21. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KONTRIBUSI PROFESI DAN ORGANISASI KEPENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DI ERA 1102419030 Dias Nugroho 1102419031 Sobirin 1102419034 Muchlis Lingga Dwi Saputro Universitas Negeri Semarang diasnugroho55 Universitas Negeri Semarang sobirin23 Universitas Negeri Semarang muchlis Abstract The success of a country in facing the industrial revolution is also determined by the quality of educators such as teachers. In this case, the presence of professional and educational organizations is very important to be able to improve teacher professionalism in the era. In the current era, professional and educational organizations must fight again to be able to improve the competence and professionalism of teachers in order to adapt in the era of the industrial revolution The problem of education personnel in Indonesia so far is the low quality and professionalism of teachers, the low independence of teachers in carrying out their professions which results in the low quality of education. To improve the professionalism of teachers, efforts should be made to improve the qualifications, competence, scientific insight, and welfare of teachers. The contribution of professional and educational organizations is expected to be more proactive in fighting for the improvement of welfare, image, and increasing teacher professionalism. One of the contributions of educational professional organizations in the era of the industrial revolution is to provide transformative thinking in government policies. Also, generate innovative ideas and actions according to the challenges of the 21st century. Keywords Contribution of Organizations, Educational Organizations, Education era Abstrak Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi revolusi industri turut ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Dalam hal ini, kehadiran organisasi profesi dan kependidikan sangat penting untuk dapat meningkatkan profesionalisme guru di era Di era sekarang, organisasi profesi dan kependidikan harus berjuang lagi untuk dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru agar dapat beradaptasi di era revolusi industri Masalah tenaga pendidikan di Indonesia selama ini adalah rendahnya kualitas dan profesionalisme guru, rendahnya kemandirian guru dalam melaksanakan profesinya yang berakibat rendahnya mutu pendidikan. Untuk meningkatkan profesionalisme guru perlu diupayakan peningkatan kualifikasi, kompetensi, wawasan keilmuan, serta kesejahteraan guru. Kontribusi organisasi profesi dan kependidikan diharapkan lebih proaktif dalam memperj uangkan perbaikan kesejahteraan, citra, serto meningkatkan profesionalisme guru. Salah satu kontribusi organisasi profesi kependidikan di era revolusi industri adalah memberikan pemikiran transformatif dalam kebijakan pemerintah. Juga, melahirkan berbagai gagasan dan tindakan inovatif sesuai dengan tantangan abad ke-21. Kata Kunci Kontribusi Organisasi, Organisasi Kependidikan, Pendidikan era PENDAHULUAN Era revolusi industri ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital, kecerdasan artifisial, dan virtual. Hal tersebut berdampak terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi revolusi industri turut ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Para guru dituntut menguasai keahlian, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global. Dalam situasi ini, setiap lembaga pendidikan harus mempersiapkan oritentasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan. Literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan matematika harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru yaitu literasi data, teknologi dan sumber daya manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, analisa dan menggunakan informasi dari data dalam dunia digital. Kemudian, literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem mekanika dan teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan literasi sumber daya manusia yakni kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dan berkarakter. Untuk menghadapi era revolusi industri diperlukan pendidikan yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih baik. Dalam hal ini, kehadiran organisasi profesi dan kependidikan sangat penting untuk dapat meningkatkan profesionalisme guru di era Dulu, organisasi profesi kependidkan seperti Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI berusaha keras untuk dapat mensejahterahkan para guru di Indonesia. PGRI merancang undang-undang guru dari PGRI kurang lebih lima tahun sehingga menjadi undang-undang no 14 th 2005 mengatur Guru dan Dosen. Dimana mengatur profesionalitas guru. Salah satu pasal yang dinanti-nanti adalah tunjangan guru sehingga guru agar lebih sejahtera Islamudin, A 2020. Namun di era sekarang, organisasi profesi dan kependidikan harus berjuang lagi untuk dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru agar dapat beradaptasi di era revolusi industri Masalah tenaga pendidikan di Indonesia selama ini adalah rendahnya kualitas dan profesionalisme guru, rendahnya kemandirian guru dalam melaksanakan profesinya yang berakibat rendahnya mutu pendidikan. Untuk meningkatkan profesionalisme guru perlu diupayakan peningkatan kualifikasi, kompetensi, wawasan keilmuan, serta kesejahteraan guru. Profesi guru dilegitimasi oleh masyarakat pengguna untuk itu guru dituntut menguasai didaktik dan metodik, serta menguasai substansi keilmuan yang menjadi kompetensinya. Kontribusi organisasi profesi dan kependidikan diharapkan lebih proaktif dalam memperj uangkan perbaikan kesejahteraan, citra, serto meningkatkan profesionalisme guru. Lalu, apa kontribusi organisasi profesi kependidikan di era revolusi industri PEMBAHASAN Kontribusi adalah sumbangsih yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik sumbangan berupa dana, program, sumbangan ide, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien. Organisasi ialah wadah sarana kegiatan daripada orang-orang yang berkerjasama dalam usahanya mencapai tujuan. dalam wadah aktivitas itu setiap orang harus jelas tugasnya, kewenangan serta tanggung jawabnya, korelasi serta tatakerjanya. Organisasi bersifat statis, sebab sekedar hanya melihat pada stukturnya. Sedangkan pengertian organisasi bersifat dinamis dilihat daripada sudut dinamikanya, kegiatan atau tindakan daripada tata hubungan yang terjadi pada organisasi itu, baik yang bersifat formal juga yang bersifat informal. misalnya aktivitas tata hubungan antara atasan serta bawahan. Berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai dalam organisasi, tergantung sepenuhnya pada faktor manusianya. Secara etimologi profesi berasal dari bahasa ingris profession atau bahasa latin profecus yg adalah mengakui, pengakuan, menyatakan bisa atau ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu. Sedangkan menurut Graham Cheetham, G. E. Chivers, dikutip dari jurnal unnes menjelaskan definisi profesi adalah “A vocation or calling, especially one that involved some branch of advanced learning or science.” Sebuah panggilan atau panggilan, terutama yang melibatkan beberapa cabang belajar lanjut atau ilmu pengetahuan. Suatu pekerjaan atau panggilan yang membutuhkan pembinaan, seperti dalam aturan, teologi, serta ilmu. Memasuki era revolusi tentu membuat banyak perubahan terutama dalam sistem pendidikan di dunia terutama di Indonesia. Didalam perubahan sistem pendidikan di era ini harus di imbangi dengan berkembangnya upgrade ketrampilan guru dalam menghadapi pola sistem pendidikan terbaru ini. Siswa yang akan dihadapi oleh guru merupakan anak-anak yang berada pada generasi milenial dimana mereka sudah tidak asing dengan dunia digital, dengan adanya perubahan generasi siswa yang demikian membuat guru harus lebih paham dan menguasai tentang dunia digital dalam melakukan pembelajarannya. Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang memberikan dampak positif bagi siswa dan bisa diterima baik oleh siswa, maka peran guru dalam sekolahlah yang harus menjadi pertimbangan. Dimana peningkatan kualitas guru disekolah tersebut harus bisa mendidik siswa mempunyai jiwa kreatif, inovatif dan kompetitif. Untuk itu pemerintah dan kemendikbud mengadakan program tahunan untuk memberikan apresiasi kepada guru-guru yang memiliki prestasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengangkat derajat guru sebagai tenaga pendidik, meningkatkan profesionalitas guru dalam mengajar, meningkatkan kompetensi guru, mengembangkan komitmen guru dalam mengembangkan mutu pendidikan dan yang terakhir membangun keteladan guru terhadap peserta didik dan sesame guru lainnya. Sumber daya pendidik merupakan penentu utama terhadap keberhasilan pendidikan karakter disekolah yang diajarnya, program living values education. Konsep Organisasi Pendidikan Kata“organisasi” secara etimologi berasal dari bahasa latin “organum yang berarti alat, sedangkan menurut istilah berasal dari bahasa Inggris organization berarti organisasi, penyusunan, pengumpulan, penghimpunan” Taruna, 201712. Jadi organisasi adalah suatu susunan kesatuan-kesatuan kecil yang membentuk satu kesatuan besar menurut pendapat para ahli. Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa organisasi adalah “struktur tata pembagaian kerja dan struktur tata hubungan kerja antar kelompok orang-orang memegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu” Fatoni, 20132. W. J. S. Poerwadarminta mendefinisikan organisasi adalah “susunan dan aturan dari berbagai bagian orang dan lain-lain sehingga merupakan yang sistematis. Kochler mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem interaksi yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu klompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun menurut J. William Schulze,organisasi diartikan sebagai penggabunganalat-alat, benda-benda, perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi, yang dikumpulkan dalam suatu hubungan yang sitematis dan efektif guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. John Price Jones organisasi adalah struktur dan peralatan yang tersusun dari orang-orang dan benda-benda dimana suatu usaha berencana yang teratur dijalannya Majalah Pendidikan, 20173. Syaiful Sagala mendefinisikan organisasi adalah “institusi atau wadah tempat orang berinteraksi dan bekerjasama sebagai suatu unit terkoordinasi yang setidaknya terdiri dari setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi mencapai sasaran” Taruna, 201715 Dari uraian diatas organisasi adalah sebuah wadah, tempat, sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian merupakan proses pembentukan wadah/sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Jika dihubungkan dengan pendidikan maka organisasi pendidikan adalah wadah untuk melakukan kegiatan pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Unsur-unsur dasar pembentuk suatu organisasi Unsur-unsur dasar pembentukan suatu organisasi menurut Ara Hidayat dan Imam Machali Ara dan Imam, 201064 adalah sebagai berikut a. Adanya tujuan bersama, organisasi mensyaratkan suatu yang akan diinginkan, biasanya terumuskan dalam visi, misi target, tujuan. Tujuan inilah menyatukan berbagai unsur dalam organisasi. b Adanya kerja sama dua orang atau lebih untuk mewujudkan tujuan bersama. c Adanya pembagian tugas, untuk efektifitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi dibutuhkan pembagian tugas. d Adanya kehendak untuk kerja sama, anggota organisasi mempunyai kemauan/kehendak untuk bekerja sama untuk tujuan sebagai lembaga pendidikan sudah seharusnya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal bisa tercapai dengan maksimal. Unsur-unsur personal pendidikan adalah kepala sekolah, guru, karyawan,dan murid. Selain itu juga sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang berada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang yang baik hendaknya membagi tugas-tugas dan tanggung jawab dengan sesuai kapasitas, fungsi dan wewenang serta kemampuannya untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui struktur organisasi yang ada anggota organisasi pendidikan akan mengetahui tugas dan wewenang semua steakholder pendidikan. Jenis-jenis Organisasi Pendidikan Jenis-jenis organisasi pendidikan secara umum terbagi menjadi dua yaitu a. Organisasi Formal Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi yang menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Sebagai struktur organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung jawab memperlihatkan hubungan tertentu antara personil-personil organisasi. Struktur dalam organisasi memperlihatkan unsur-unsur administrasi berikut1.Kedudukan Kedudukan struktur mengambarkan letak/posisi setiap orang dalam organisasi. 2.Hierarki dalamKekuasan struktur digambarkan sebagai suatu rangkaian hubungan antar satu orang dengan yang lainnya dalam suatu garis dan staf organisasi garis memperjelas struktur perintah, jalan permohonan, pengambilan keputusan, , saluran komunikasi, mengeluarkan instruksi, dan petunjuk pelaksanaan. Bentuk skema struktur organisasi formal dapat berbentuk piramida mendatar atau melingkar. b. Organisasi Informal Keberadaan organisasi dapat dilihat dari 3 karakteristik yaitu norma perilaku, tekanan untuk adaptasi dan kepemimpinan informal. Menurut Ara Hidayat dan Imam Machali norma prilaku adalah standar prilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok, dalam sebuah kesepakatan bersama tidak tertulis di antara orang-orang dalam organisasi tertentu. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dalam sebuah organisasi, tidak semata secara fisik melainkan melibatkan sosial emosional individu-individu. Kepemimpinan formal dalam organisasi informal menjadi salah satu kompon yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam oeganisasi bahkan dimungkinkan melebihi kepemimpinan dalam organisasi formal, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan yang secaraa lamiah dan mampu mempengaruhi oranglain tanpa paksaan apapun. Jenis-jenis organisasi memiliki jumlah yang tidak sedikit namun pada pelaksanaannya ada satu jenis organisasi yang paling urgen dan patut untuk dikaji yaitu jenis organisasi dilihat dari segi tujuannya Ara dan Imam, 201066 a. Organisasi profil Organisasi profil adalah organisasi yang tujuan didirikannya untuk mengambil keuntungan. Misalnya perusahaan, koprasi, dan lain sebagainya. b. Organisasi Non profil Organisasi non profil adalah organisasi yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan. Misalnya LSM, ormas, sekolah, pesantren, dll. Setiap lembaga atau satuan pendidikan memiliki tujuan dasar dalam pendidikan, hal ini tercantum dalam UU sisdiknas Tahun 2003 yang berbunyi UU RI, 20033 “Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, prilaku mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Konsep Profesionalime Guru Kata profesionalisme berasal dari kata Bahasa Inggris profession’ yang berarti pekerjaan. Menurut Kunandar 2007 profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Usman 2006 mendefiniskan guru profesional sebagai orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Senada dengan Usman, Sudrajat 2013 mengemukakan bahwa guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru. Tugas profesional guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 7 adalah pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip, yaitu 1 memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, 2 memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia, 3 memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, 4 memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, 5 memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, 6 memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, 7 memiliki kesempatan untuk untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat, 8 memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan 9 memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Profesionalisme guru tentu tidak bisa dilepaskan dari kegiatan pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya, kegiatan pengembangan profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu 1 pengembangan intensif intensive development, 2 pengembangan kooperatif cooperative development, dan 3 pengembangan mandiri self directed development Glatthorm dalam Sudrajat, 2013. Pengembangan intensif intensive development adalah bentuk pengembangan yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan secara intensif berdasarkan kebutuhan guru. Model ini biasanya dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi. Teknik pengembangan yang digunakan antara lain melalui pelatihan, penataran, kursus, loka karya, dan sejenisnya. Pengembangan kooperatif cooperative development adalah suatu bentuk pengembangan guru yang dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian masukan, saran, nasehat, atau bantuan teman sejawat. Teknik pengembangan yang digunakan bisa melalui pertemuan KKG atau MGMP/MGBK. Teknik ini disebut juga dengan istilah peer supervision atau collaborative supervision. Pengembangan mandiri self directed development adalah bentuk pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru berusaha untuk merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi diri self evaluation atau penelitian tindakan action research. Prinsip-Prinsip Organisasi Pendidikan Menurut Sondang P. Siagian, mengemukakan prinsip-prinsip organisasi Juddin, 20132 adalah sebagai berikut a Terdapat tujuan yang jelas, tanpa adanya tujuan yang jelas, organisasi dapat diumpamakan dengan sebuah kapal yang berlayar tanpa mempunyai pelabuhan yang akan ditujunya. b Tujuan organisasi harus dipahamai oleh setiap orang didalam organisasi. Setiap orang didalam organisasi dapat mengetahui tujuan apa yang hendak dicapai dari organisasi tersebut, ada beberapa hal yang dapat mereka laksanakan yaitu Mengetahui apa yang diharapkan oleh organisasi dari mereka masing-masing, dapat memahami apa yang mereka dapat harapkan dari organisasi. Jika belum singkron, mereka dapat memutuskan apakah berusaha untuk mensingkronisasikan atau tidak, ataukah akan meninggalkan organisasi tersebut. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi a Adanya kesatuan arah Unity of direction. Artinya bahwa semua kegiata, semua sumber, semua pemikiran, keahlian, waktu dan kemampuan ditunjukkan hanya kepada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara yang seefisien dan seefektif mungkin. b Adanya kesatuan perintah Unity of command. Hakikat prinsip ini ialah bahwa setiap orang bawahan hanya mempunyai seorang atasan lagsung kepada siapa ia melapor dan pertanggung jawaban dan dari siapa ia menerimaperintah, instruksi, bimbingan, dan pedoman kerja. c Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang. Prinsip ini sangat penting karena wewenang yang lebih besar dari tanggung jawab sering memudahkan penyalahgunaan wewenang tersebut yang akibatnya akan merugikan organisasi. d Adanya pembagian tugas Distribution of Work. Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin. Sederhana berarti sesuai dengan kebutuhan dan memudahkan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian. e Pola organisasi harus relatif permanen. Meskipun struktur organisasi dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, kemajuan/kemunduran, sifat tugas yang lain, karena tujuan terpaksa diubah atau oleh faktor-faktor lain, fleksibilitas dalam penyesuaian itu jangn bersifat mendasar. Oleh karenanya pola dasar struktur organisasi perlu dibuat/sedemikian rupa sehingga tidak perlu sering diubah. f Adanya jaminan jabatan security of tenure. Hal ini berarti bahwa kelompok pimpinan tidak boleh memperlakukan bawahannya semene-mena, misalnya dalam bentuk pemecatan tanpa alasan yang kuat. g Imbalan yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasa yang diberikan. h Penempatan orang yang sesuai dengan bakat dan kempuannya The Right Man on The Right Place. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan beberapa prinsip-prinsip dalam organisasi antara lain yaitu harus memiliki tujuan yang jelas, setiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut, adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran, adanya kesatuan perintah, adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota, adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing, pola organisasi hendaknya permanen, adanya jaminan keamanan dalam bekerja, adanya insentif yang sesuai dengan pekerjaan dan jasa. Selain prinsip–prinsip di atas, kelancaran suatu organisasi dipengaruhi juga oleh sikap dan sifat kepemimpinan serta human relation yang berlaku didalamnya. Peningkatan Profesionalisme Guru Pengembangan tenaga guru di masa mendatang diarahkan untuk meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme. Peningkatan kesejahteraan guru perlu terus menerus diupayakan, untuk lebih menjamin kualifikasi dan profesionalisme guru. Peningkatan kesejahteraan guru perlu dilakukan agar dapat hidup layak, bermartabat, serta meningkatkan kualitas diri melalui membaca koran, membeli buku, majalah, komputer, dan dapat melanjutkan jenjang studinya Tilaar, 2002 86. Dengan adanya Otonomi Daerah terjadi pula tuntutan atas otonomi di sektor pendidikan, berupa wacana baru pengadaan guru. Dulu profesi guru dilegitimasi oleh pengakuan pemerintah, kini harus dilegitimasi oleh masyarakat pengguna stake holders. Guru merupakan profesi yang terbuka, harus diuji oleh masyarakat, dikritisi dengan standar perforrnans dengan tolok ukur yang jelas. Menjadi guru yang profesional, tidak tergantung penguasaan didaktik dan metodik saja, namun mencakup substansi yang selalu berubah. Guru merupakan milik masyarakat, kelompok guru adalah komunitas yang bersifat dinamis dan terus berkembang. Guru profesional selalu meningkatkan kemampuannya, berkelanjutan sesuai dengan penguatan basis masyarakat lokal. Profesi guru adalah profesi mandiri, tidak tergantung lembaga pemegang kekuasaan negara, tetapi memiliki komunitas profesional yang modern Tilaaa 2002 86. Di masa depan, guru adalah profesi mandiri. Keberadaan guru ditentukan oleh 4 elemen utama yang bersifat dinamis, yaitu lembaga sekolah, lembaga profesi, masyarakat dan pemerintah Tilaar, 200286-87. Selanjutnya diuraikan, p ertama, proses desentralisasi pendidikan di tingkat daerah lokal yang pada dasamya adalah proses pemberian otonomi kepada lembaga sekolah. Pemberian otonomi ini merupakan upaya privatisasi yang menjadi acuan peningkatan kematangan lembaga sekolah. Tingkat kematangan lembaga sekolah akan menentukan kualitas dan akumulasi guru yang terdapat di dalamnya. Kedua, dibutuhkan adanya organisasi profesi guru yang memiliki kemampuan dan wibawa untuk memberikan legitimasi bagi profesi guru. Guru menjadi profesi terbuka, dapat dimasuki oleh berbagai disiplin ilmu, tetapi profesi guru membutuhkan kelembagaan yang dapat dipercaya untuk memberikan jaminan dalam meningkatkan keahliannya. Guru perlu memiliki kemampuan didaktik dan metodik, serta harus rnenguasai substansi ilmu pengetahuan yang menjadi tanggung jawab profesinya. Ketiga, masyarakat adalah penyumbang utama peningkatan kualitas lembaga sekolah dan juga penentu kebijakan pemilihan tenaga guru di lembaga sekolah. Masyarakat merupakan pasar yang sangat menentukan adanya akumulasi penawaran tenaga guru dan kualifikasi jumlah guru yang dibutuhkan. Keempat, pemerintah pusat mulai memberi wewenang dalam upaya mengadakan guru kepada pemerintah daerah. Kondisi ini meneguhkan posisi masyarakat lokal guna mengelola kebutuhan dalam rangka mencukup kebutuhan guru di lembaga sekolah Tilaar, 200286-87. Sebagai pendidik, guru dituntut untuk bersikap kreatif dan inovatif terutama dalam mengelola kelas, sehingga anak didik merasa nyaman dalam belajar, namun hal itu biasanya kurang disadari oleh para guru. Kalau guru hanya datang untuk menyampaikan materi tanpa ada variasi atau strategi khusus dalam pembelajaran, bisa dipastikan bahwa anak didik akan merasajenuh, bosan dan ujung-ujungnya bisa menjadikan mereka enggan belajar. Untuk antisipasi hal tersebut, guru diharapkan bisa menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain dengan mengikuti penataran, pelatihan, kursus, seminar dan kegiatan lainnya. Guru diharapkan pula aspiratif terhadap kemajuan teknologi, utamanya teknologi informasi, misalnya penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi, diharapkan guru tidak mengalami "gagap teknologi " dan ketinggalan jaman, karena para peserta didik akan semakin intensif menggunakan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Tilaar 2002 122- 124 tugas seorang guru profesional meliputi tiga bidang utama l dalam bidang profesi, 2 dalam bidang kemanusiaan, dan 3 dalam bidang kemasyarakatan. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa guru yang profesional dapat mengadakan evaluasi di dalam proses belajar mengajar, membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan program belajar mengajar. Selain itu, seorang guru profesional merupakan seorang administrator, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kemampuan manajerial dalam lingkungan sekolah. Sebagai pendidik, seorang guru profesional adalah seorang komunikator. Sebagai profesi yang terus berkembang, seorang guru profesional hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan profesionalisme seorang pendidik Tilaar, 200289-90. Kontribusi profesi dan organisasi kependidikan di era Profesi dan organisasi kependidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggotanya dalam bidang profesinya, serta melindungi hak dan kewajiban guru sebagai anggota profesi. Kontribusi organisasi ini di masa mendatang adalah lebih proaktif dalam memperjuangkan nasib serta meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru. Organisasi profesi ini hendaknya mampu menunjukkan citra sebagai motor penggerak dan wadah yang menampung semua aspirasi profesionalisme guru secara mandiri Anonim,2003 l0. Kualitas pendidikan yang rendah, akan berdampak menghambat program pembangunan peningkatan sumber daya manusia. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak PGRI guna menghasilkan sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Sebagai organisasi profesi guru, PGRI harus dapat menciptakan terobosan-terobosan untuk keluar dari masalah rendahnya kualitas dan profesionalisme guru. Citra PGRI pada masyarakat kita adalah bahwa organisasi ini seakan-akan hanya berorientasi kepada guru sekolah dasar dan menengah saja, meskipun terdapat juga para dosen dan profesor perguruan tinggi yang menjadi anggota PGRI. Sudah saatnya PGRI merangkum seluruh kekuatan organisasi profesi guru mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, agar dapat mempunyai daya tekan yang kuat untuk mewujudkan cita-cita pendikan nasional, serta para guru mendapatkan penghargaan yang wajar dan setimpal dari masyarakat yang memilikinya Tilaar, 2002 104. Organisasi profesi guru PGRI harus mampu menciptakan sistem pembinaan guru yang berkualitas lewat peningkatan keterampilan, pengetahuan dan wawasan tenaga pendidik. Organisasi ini diharapkan menjadi motor bagi Iahirnya ilmu pendidikan yang otonom dan inovatif, sehingga membantu pengembangan profesional profesi guru di era global ini Tilaar, 2002 I 06. Dikatakan pula, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh PGRI dalam pembinaan profesionalisme guru, antara lain guru harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan serius memperhatikan pendidikan; guru harus berkemampuan menentukan prioritas pekedaan yang diperlukan; guru harus menghindari ketidak-jujuran yang tidak hanya terkait dengan materi, tetapi juga waktu jam kerja dan proses belajar mengajar Tilaar, 2002 106. Citra guru di Indonesia dewasa ini memang dalam keadaan terpuruk. Keterpurukan profesi guru ini merupakan penghalang bagi kebangkitan kehidupan berbangsa dan bertanah air. Terpuruknya profesi gum disebabkan oleh berbagai hal, antara lain telah terjadi anomali mengenai status profesi guru, karena kesalahan masyarakat sendiri yang meninggikan dan sekaligus mencampakkan profesi guru sebagai profesi terhormat di dalam masyarakat. Selanjutnya, merosotnya profesi guru lebih dikarenakan lembaga organisasi profesi guru, seperti PGRI, lemah sehingga tidak menopang perbaikan profesi guru, baik dari segi kualitas pengabdiannya maupun di dalam kualitas penghargaan pemerintah dan masyarakat terhadap profesi guru. Sebagai organisasi profesi, PGRI perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan apresiasi orang tua, masyarakat dan pemerintah terhadap profesi guru. Guru yang lemah, guru yang kurang gizi jasmani dan rohani, akan menghasilkan generasi penerus yang kurang gizi juga. Setaliknya, guru yang mendapat penghargaan serta kesejahteraan yang sepadan dengan pengabdiannya kepada masyarakat akan menjadi salah satu motor penggerak kemajuan masyarakat menuju Indonesia yang lebih baik Tilaar, 200292-93, 106. Selaku seorang guru, penulis memberikan sumbang saran agar sebagai organisasi profesi guru PGRI akan lebih proaktif dalam memperjuangkan nasib serta meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru. Organisasi PGRI perlu diperluas, dihilangkan citra bahwa hanya milik guru sekolah dasar dan menengah saja, namun mencakup mulai dari guru taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dengan demikian, organisasi ini akan menjadi lebih kuat dan lebih mempunyai daya tekan yang dapat melobi DPR maupun lernbaga masyarakat lainnya, sehingga terbentuk opini umum betapa besarnya peranan pendidikan, melalui profesi guru, dalam membangun masyarakat Indonesia baru. Adanya organisasi PGRI yang kuat akan mempunyai kekuatan politis serta kemampuan melindungi dengan memberikan sanksi terhadap anggotanya untuk mempertahankan dan mengembangkan standar profesi guru. Organisasi profesi PGRI juga diharapkan menjadi inisiator bagi lahirnya ilmu pengetahuan pendidikan yang otonom dan inovatif, sehingga membantu pengembangan profesional profesi guru dalam menghadapi era globalisasi. Profesi guru merupakan pekerjaan intelejen yang berhak dihargai oleh masyarakat sebagai suatu profesi terhormat, serta mempunyai kewajiban dan memperoleh imbalan yang sesuai seperti profesi lainnya. Organisasi PGRI di masa mendatang dituntut untuk lebih memperjuangkan hak dan kewajiban, meningkatkan kesejahteraan, serta meningkatkan citra profesional dari para guru anggotanya. Organisasi profesi ini sangat diharapkan dapat menjadi dinamisator dan lokomotif dalam perbaikan profesionalisme guru dalam rangka perbaikan sistem pendidikan nasional menuju pembangunan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien. m. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa n. Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Depdiknas, 2004 2 Peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor determinan bagi keberhasilan pendidikan, terutama dalam menghadapi pendidikan di era revolusi industri Keberadaan dan peningkatan profesional guru menjadi wacana yang sangat penting. Pendidikan di era revolusi industri menuntut adanya penataan manajemen pendidikan yang baik dan professional. Guru yang profesional menekankan pada kemampuan guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan, kemampuan guru dalam merancang strategi, dan kemampuan guru dalam mengimplemetasikan pembelajarannya Proses pengembangan profesionalisme guru ini dapat ditumbuh kembangkan bukanhanya untuk berlangsung di LPTK tetapi juga harus 8 terjadi di dalam praktek-praktek pendidikan lainnya pre-service and inservice. Bersama-sama dengan usaha-usaha lain misalnyakerjasmaa dengan organisasi profesi, lembaga-lembaga pre-service danin-service harus menjaid satu kesatuan yang tidak terpisahka, membangun kerja sama dan saling mendukung untuk melahirkan guru-guru yang profesional dalam rangka menyajikan proses pendidikan yang profesional bagi anak didik agar dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat abad 21. Contoh kontribusi organisasi profesi kependidikan era salah satunya dari organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI. Pendidikan nasional memiliki system yang dihadapkan pada tantangan yang amat kompleks, namun menarik, Sebagai organisasi profesi PGRI ditantang untuk menggerakkan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan. Tak hanya itu, mereka juga terpanggil untuk memberikan pemikiran yang transformatif dalam kebijakan pemerintah. Serta dituntut melahirkan berbagai gagasan inovatif yang sesuai dengan tantangan abad ke-21. Inovasi pembelajaran daring dijalankan terbuka, saling berbagi, serta terhubung. Prinsip ini menandai dimulainya demokratisasi pengetahuan yang akan menciptakan peluang bagi setiap orang untuk memanfaatkan teknologi secara produktif. Secara fundamental perkembangan teknologi ini mengubah kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan belajar mengajar berevolusi ke arah pola pembelajaran digital. Pola itu menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, partisipatif, beragam, dan menyeluruh. Guru tetap memiliki peran penting di era evolusi pola pembelajaran tersebut. Yakni, mengambil peran untuk kontekstualisasi informasi. Juga, membimbing peserta didik dalam praktik diskusi secara online. Di era pesatnya perkembangan teknologi, termasuk menyasar dunia pendidikan, guru sulit bersaing dengan mesin. Mesin atau robot yang hadir jauh lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih efektif dalam pencarian informasi dan pengetahuan. Karena itu, perlunya guru mengubah cara mengajar dari yang bersifat tradisional menjadi pembelajaran multistimulan. supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik. Selanjutnya perubahan peran guru. Dari pemberi pengetahuan, menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator, juga pengembang imajinasi dan kreativitas. Kemudian, guru menjadi penanam nilai-nilai karakter dan membangun teamwork serta empati sosial. Aspek-aspek itu penting untuk dijalankan oleh guru karena tidak dapat diajarkan oleh mesin. Mencari informasi atau ilmu pengetahuan mungkin mudah dilakukan melalui Google. Tetapi, mesin pencari yang paling populer pun tidak bisa menanamkan nilai karakter kepada anak didik. Di sini peran guru menjadi penting. Menanggapi tantangan di era industri PGRI menginisiasi lahirnya PGRI Smart Learning and Character Center SLCC. Fasilitas ini berada di kantor PB PGRI di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka berharap fasilitas serupa bisa hadir di kantor-kantor PGRI di daerah-daerah lain. SLCC merupakan pusat pengembangan dan peningkatan kompetensi profesional guru, juga pengembangan karakter guru sesuai dengan kebutuhan pada zamannya. Fasilitas itu sekaligus menandai datangnya era baru. Era guru-guru muda milenial yang menjadi anggota baru PGRI. Dengan perubahan era PGRI yang terus berjuang untuk menjadikan profesi guru bermartabat, berdaulat, profesional, sejahtera, dan terlindungi. Era profesi guru yang menjunjung tinggi nilai-nilai soliditas, solidaritas, independensi, integritas, dan profesionalitas. PGRI masih ada sejumlah persoalan klasik. Namun, perlahan tapi pasti, sudah dicarikan solusinya oleh pemerintah. Misalnya, perjuangan PGRI terkait dengan rumitnya penyaluran tunjangan profesi guru TPG, berbelitnya urusan administrasi guru, sudah diakomodasi dengan terbitnya Permendikbud 10/2018 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran TPG. Pada aturan itu, penyaluran TPG sudah tidak lagi tersendat gara-gara kondisi yang mendesak. Misalnya, ada guru yang berhaji atau cuti karena sakit. Persoalan lain adalah keberadaan guru honorer yang menuntut untuk diangkat menjadi CPNS. PGRI menyadari bahwa tidak semua guru honorer berkesempatan ikut seleksi CPNS baru. Salah satu penyebabnya faktor usia. Kemudian, PGRI begitu menanti adanya regulasi tentang pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja PPPK. Akhirnya, ada komitmen dari pemerintah untuk segera menerbitkan peraturan pemerintah tentang PPPK. PENUTUP Perubahan era, dari era revolusi mesin uap era elektrisity listrik era komputerisasi digitalisasi dan society memberikan dampak bagi perkembangan semua profesi yang ada dalam kehidupan, termasuk salah satunya dalam profesi keguruan yang mengalami perkembangan sesuai era yang terus berkembang. Era adalah era yang sangat memberikan dampak bagi profesi keguruan karena di era ini digitalisasi tidak dapat ditutupi perkembangannya untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi guru yakni dapat lebih mempermudah kegiatan KBM dengan siswa, maupun untuk membuat perangkat kerja maupun tugasnya. Segala hal menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat perkembangan internet dan digital di era Kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan profesinya umumnya masih rendah. Untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme harus diupayakan peningkatan kualifikasi, kompetensi, profesionalisasi, serta kesejahteraan guru. Guru yang profesional selalu meningkatkan kemampuannya, pengetahuan dan wawasannya secara berkelanjutan. Profesi guru merupakan profesi terhormat, mandiri dan memiliki komunitas profesional yang dinamis. Peranan PGRI, sebagai organisasi profesi guru, diharapkan lebih proaktif dalam memperjuangkan nasib serta meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru. Organisasi profesi ini diharapkan menjadi sarana kekuatan untuk tujuan profesi guru dan perbaikan hidup anggotanya. Organisasi PGRI ini juga dituntut untuk menunjukkan citra sebagai motor penggerak dan wadah yang menampung semua aspirasi profesionalisme guru. Diharapkan juga PGRI dapat memfasilitasi dan memotivasi kepada para guru anggotanya untuk terus menerus meningkatkan profesionalisme dan menambah wawasan keilmuan, kualitas dan kualifikasinya. Siswa yang akan dihadapi oleh guru merupakan anak-anak yang berada pada generasi milenial dimana mereka sudah tidak asing dengan dunia digital, dengan adanya perubahan generasi siswa yang demikian membuat guru harus lebih paham dan menguasai tentang dunia digital dalam melakukan pembelajarannya. Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang memberikan dampak positif bagi siswa dan bisa diterima baik oleh siswa, maka peran guru dalam sekolahlah yang harus menjadi pertimbangan. Organisasi adalah sebuah wadah, tempat, sistem untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adanya kehendak untuk kerja sama, anggota organisasi mempunyai kemauan/kehendak untuk bekerja sama untuk tujuan sebagai lembaga pendidikan sudah seharusnya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal bisa tercapai dengan maksimal. Selain itu juga sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang berada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan, Masyarakat merupakan pasar yang sangat menentukan adanya akumulasi penawaran tenaga guru dan kualifikasi jumlah guru yang dibutuhkan. Kontribusi profesi dan organisasi kependidikan di era Profesi dan organisasi kependidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggotanya dalam bidang profesinya, serta melindungi hak dan kewajiban guru sebagai anggota profesi. Citra PGRI pada masyarakat kita adalah bahwa organisasi ini seakan-akan hanya berorientasi kepada guru sekolah dasar dan menengah saja, meskipun terdapat juga para dosen dan profesor perguruan tinggi yang menjadi anggota PGRI. Sudah saatnya PGRI merangkum seluruh kekuatan organisasi profesi guru mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, agar dapat mempunyai daya tekan yang kuat untuk mewujudkan cita-cita pendikan nasional, serta para guru mendapatkan penghargaan yang wajar dan setimpal dari masyarakat yang memilikinya. Organisasi profesi guru PGRI harus mampu menciptakan sistem pembinaan guru yang berkualitas lewat peningkatan keterampilan, pengetahuan dan wawasan tenaga pendidik. Organisasi ini diharapkan menjadi motor bagi Iahirnya ilmu pendidikan yang otonom dan inovatif, sehingga membantu pengembangan profesional profesi guru di era global ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh PGRI dalam pembinaan profesionalisme guru, antara lain guru harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan serius memperhatikan pendidikan; guru harus berkemampuan menentukan prioritas pekedaan yang diperlukan; guru harus menghindari ketidak-jujuran yang tidak hanya terkait dengan materi, tetapi juga waktu jam kerja dan proses belajar mengajar. Merosotnya profesi guru lebih dikarenakan lembaga organisasi profesi guru, seperti PGRI, lemah sehingga tidak menopang perbaikan profesi guru, baik dari segi kualitas pengabdiannya maupun di dalam kualitas penghargaan pemerintah dan masyarakat terhadap profesi guru. Organisasi profesi PGRI juga diharapkan menjadi inisiator bagi lahirnya ilmu pengetahuan pendidikan yang otonom dan inovatif, sehingga membantu pengembangan profesional profesi guru dalam menghadapi era globalisasi. Organisasi profesi ini sangat diharapkan dapat menjadi dinamisator dan lokomotif dalam perbaikan profesionalisme guru dalam rangka perbaikan sistem pendidikan nasional menuju pembangunan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. Guru yang profesional menekankan pada kemampuan guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan, kemampuan guru dalam merancang strategi, dan kemampuan guru dalam mengimplemetasikan pembelajarannya Proses pengembangan profesionalisme guru ini dapat ditumbuh kembangkan bukanhanya untuk berlangsung di LPTK tetapi juga harus 8 terjadi di dalam praktek-praktek pendidikan lainnya pre-service and inservice. Bersama-sama dengan usaha-usaha lain misalnyakerjasmaa dengan organisasi profesi, lembaga-lembaga pre-service danin-service harus menjaid satu kesatuan yang tidak terpisahka, membangun kerja sama dan saling mendukung untuk melahirkan guru-guru yang profesional dalam rangka menyajikan proses pendidikan yang profesional bagi anak didik agar dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat abad 21. Pendidikan nasional memiliki system yang dihadapkan pada tantangan yang amat kompleks, namun menarik, Sebagai organisasi profesi PGRI ditantang untuk menggerakkan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan. DAFTAR PUSTAKA Fitriyani. 2019. Konsep Organisasi Pendidikan Dalam Pemberdayaan Sekolah. El-Ghiroh Jurnal Studi Keislaman, 61-80. Hadi, A. d. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Pustaka Setia. Hidayat, A. d. 2010. Pengelolaan Pendidikan konsep, Prinsip dan aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung Pustaka eduka. Indrawan, A. 2015. Anies Guru Indonesia adalah Pembelajar,. Retrieved from http// Judding, M. Prinsip-prinsip organisasi pendidikan 2013. Retrieved from Http// M. definisi organisasi menurut para ahli. Retrieved from Http// Sudrajat, A. 2013. Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Proses Pembelajaran. Retrieved from Wahyudi, T. N. 2016. Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK Dalam Mempromosikan Guru Pembelajar Untuk Meningkatkan Profesional Guru. Seminar Nasional Pendidikan I 2016 Pendidikan Akuntansi FKIP UMS. Rahman, A., & Nuryana, Z. 2019. Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 34–0. Murwaningsih, Tri. 2004. Peranan Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru. Jurnal ilmiah Guru "Cope", No. 0l/Tahun Viii/Pebruari 2004. Islamudin, A. 2020. Studi tentang Peran Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia. Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri. LUBIS, M. 2020. PERAN GURU PADA ERA PENDIDIKAN EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis, 42. Sukartono. 2018. Revolusi Industri dan Dampaknya terhadap Pendidikan di Indonesia. FIP PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1–21. Fatkhul Mubin. 2018. TANTANGAN PROFESI KEGURUAN PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI Ismail, Shalahudin. 2021. Kompetensi Guru Zaman Now Dalam Menghadapi Tantangan Di Era Revolusi Industri At-Tajdid Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Wahyuni, Dinar. 2018. Peningkatan Kompetensi Guru. Jurnal Bidang Kesejahteraan Sosial Mustofa. 2012. Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Rosyidi, Unifah. 2018. Membangun guru di era revolusi industri Jawa Pos. Terakhir di akses 16 Desember 2021 Rahmawati, Nika Hadiya. 2019. Profesionalisme Guru Di Era Teknologi Disruptif. Isolec Proceedings Simanjuntak, Ester. 2019. Peran Teknologi dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Era Revolusi Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan Sereliciouz. 2021. Organisasi Profesi Guru yang Ada di Indonesia. Quipper. Di akses 16 Desember 2021 Khotimah, K. 2012. PENGARUH PROFESIONALITAS GURU DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 BATURETNO WONOGIRI Yuniastutik, Lilik. 2015. Implementasi Kebijakan Organisasi PGRI dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru Di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Jurnal Pendidikan ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Islam telah memasuki babak baru dalam perjalanan panjangnya. Yaitu era digitalisasi dan percepatan industri yang telah merambah dalam segala aspek lini kehidupan. Uniknya, pendidikan Islam justru sedikit terlambat untuk menyebutnya tidak sama sekali melakukan penyesuaian dengan gaya baru tersebut yang sangat mengedepankan percepatan akses, otomatisasi, konektifitas dan efesiensi yang serba terkendali dengan sistem internet. Tekanan kuat semakin terasa disaat dunia luar semakin berinovasi dalam berbagai temuan mutakhirnya, Pendidikan Islam berupaya melakukan inovasi dan perubahan yang signifikan. Puluhan tulisan dalam buku ini merupakan kumpulan naskah dan makalah yang sudah di presentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi PTKIS Kopertais Wilayah III Yogyakarta pada 16 Maret 2019 di Universitas Ahmad Dahlan. Terdapat lebih kurang 22 tulisan yang dieditori oleh Arif Rahman. Terapdat lima tema besar yang dirangkum dalam buku ini. Pertama; “Membaca Masa Depan Pendidikan Islam di Tengah Kontestasi Global”. Kedua; “Rekonseptualisasi Pendidikan Islam; Dari Normatifitas Menuju Tradisi Baru", Ketiga; “Pendidikan Islam dan Penguatan Pemahaman Lintas Budaya”. Keempat; “Membaca Letak Pendidikan Karakter dan Pergulatan Nalar Wacana Pendidikan”. Kelima; “Religiusitas dalam Pendekatan Teori Pembelajaran”.METHA LUBISEra revolusi industri mengakibatkan perubahan diberbagai bidang termasuk Pendidikan. Penelitian ini mengkaji bagaimana peran guru dalam mengajar di era Pendidikan Metode dalam penelitian ini adalah studi literatur. Penelitian studi literatur ini menggunakan berbagai sumber tertulis seperti jurnal dan dokumen- dokumen yang relevan terhadap penelitian ini. Studi ini memfokuskan pada peran guru sebagai seorang pendidik dalam pendidikan dan pembelajaran. Peran penting guru adalah dalam memajukan pendidikan, ini karena guru berinteraksi langsung dengan siswa dalam pembelajaran. Guru sebagai pendidik didalam pembelajaran pada era Pendidikan ini harus memiliki soft skill yang kuat, antara lain critical thingking, creative, communicative dan collaborative Cann, 2016. Hasil studi menunjukkan bahwa peran guru tidak dapat tergantikan sepenuhnya oleh teknologi. Peran guru yang tidak dapat digantikan tersebut antara lain teladan dalam tindakan, sikap ataupun karakter dan inspiratif serta pasion. Interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran dapat membangun dan mengembangkan karakter Kunci peran, guru, pendidikan FitriyaniGood organization must be based on a concept that has been created based on theories that are in accordance with the objectives of the organization. as well as educational organizations, namely schools. Concepts in educational organizations are structured with the aim of empowering schools for the better. this is also encouraged by leaders or principals who have or understand the concept of good education, which is based on education and knowledge development. And this is rarely sought by the principal as a manager in an educational Penelitian PendidikanA D HadiHadi, A. d. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Pustaka Pendidikan konsepA D HidayatHidayat, A. d. 2010. Pengelolaan Pendidikan konsep, Prinsip dan aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung Pustaka Guru Indonesia adalah PembelajarA IndrawanIndrawan, A. 2015. Anies Guru Indonesia adalah Pembelajar,. Retrieved from http// definisi organisasi menurut para ahliM JuddingJudding, M. Prinsip-prinsip organisasi pendidikan 2013. Retrieved from Http// M. definisi organisasi menurut para ahli. Retrieved from Http// Saintifik Ilmiah dalam Proses PembelajaranA SudrajatSudrajat, A. 2013. Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Proses Pembelajaran. Retrieved from Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK Dalam Mempromosikan Guru Pembelajar Untuk Meningkatkan Profesional Guru. Seminar Nasional Pendidikan IT N WahyudiWahyudi, T. N. 2016. Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK Dalam Mempromosikan Guru Pembelajar Untuk Meningkatkan Profesional Guru. Seminar Nasional Pendidikan I 2016 Pendidikan Akuntansi FKIP UMS.

kontribusi yang akan diberikan kepada organisasi